Infojalanan.info
– Langkah Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam menyampaikan secara terbuka perkembangan penanganan bencana di wilayah Sumatera mendapat apresiasi dari kalangan akademisi. Upaya tersebut dinilai penting untuk meredam kegelisahan dan berbagai persepsi negatif yang berkembang di tengah masyarakat.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah, menilai kehadiran Seskab Teddy dalam menjelaskan detail penanganan bencana menjadi momentum strategis bagi pemerintah untuk menunjukkan bahwa negara hadir dan bekerja dalam situasi krisis.
“Ini momentum yang baik bagi pemerintah untuk menjelaskan kepada publik bahwa penanganan bencana di Sumatera terus berjalan, meskipun dihadapkan pada tantangan wilayah terdampak yang sangat luas,” ujar Trubus dalam keterangannya, Selasa, 23 Desember 2025.
Menurut Trubus, penanganan bencana tidak bisa dilihat secara sederhana karena karakteristik wilayah Sumatera yang kompleks dan beragam. Meski demikian, ia menilai pemerintah pusat telah menunjukkan upaya nyata sejak awal kejadian.
Ia juga membandingkan kondisi saat ini dengan peristiwa Tsunami Aceh tahun 2004, di mana kala itu pemerintah menetapkan status bencana nasional karena keterbatasan kelembagaan dan anggaran.
“Waktu itu BNPB belum ada, mekanisme tanggap darurat daerah juga belum sekuat sekarang. Jadi opsi yang tersedia saat itu sangat terbatas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Trubus menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam membangun kemandirian penanggulangan bencana, baik pada tahap pra-bencana, saat kejadian, maupun pascabencana. Ia menilai lemahnya kesiapsiagaan daerah turut memengaruhi dampak yang dirasakan masyarakat.
“Seharusnya ada penguatan edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. Kita bisa belajar dari daerah seperti Yogyakarta atau Lumajang, di mana masyarakat sudah memahami langkah yang harus dilakukan saat bencana terjadi,” paparnya.
Trubus menambahkan, keterbukaan informasi yang disampaikan Seskab Teddy setidaknya mampu menjawab kegelisahan publik yang muncul akibat beragam narasi dan persepsi di ruang publik.
“Penjelasan yang disampaikan secara detail itu penting, karena publik butuh kejelasan. Ini bisa meredam spekulasi dan persepsi seolah-olah pemerintah tidak bekerja,” tuturnya.
Sebelumnya, Seskab Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa sejak hari pertama bencana terjadi pada 26 November 2025, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah telah bergerak melakukan penanganan secara terkoordinasi dan berskala nasional.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun energi positif dan memperkuat solidaritas dalam membantu para korban bencana.
“Kita butuh kerja sama, kekompakan, dan semangat saling membantu. Kalau niatnya membantu, mari kita hadirkan optimisme dan senyum bagi saudara-saudara kita yang terdampak,” ujar Teddy.
Menurutnya, penanganan bencana bukan hanya soal logistik dan infrastruktur, tetapi juga tentang menjaga harapan dan semangat masyarakat agar bisa bangkit kembali.
Pewarta : Yanto
