Sumenep, infojalanan.info -
Perayaan HUT RI ke-80 di Desa Palongan tahun ini terasa berbeda dan penuh kejutan. Kepala Desa Matraji membuat gebrakan yang belum pernah terjadi sebelumnya: melibatkan mahasiswa PGRI Sumenep sebagai juri lomba.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Selama ini, penunjukan juri dari putra daerah kerap menimbulkan persepsi “pilih-pilih” dan menimbulkan perdebatan di kalangan warga. Matraji tak ingin semangat kemerdekaan ternodai oleh prasangka. “Kalau lomba ingin semangatnya murni, jurinya pun harus murni dari luar,” begitu kira-kira pesan yang ingin disampaikan sang kepala desa.
Di bawah kepemimpinan Ketua Panitia Siti Nurhilmah, yang dipercaya langsung oleh Kepala Desa Matraji, setiap lomba diatur rapi, dari persiapan hingga pelaksanaan. Para mahasiswa juri terlihat bekerja profesional, menilai setiap peserta tanpa pandang bulu.
Inovasi ini membuat perayaan 17 Agustus di Desa Palongan tidak hanya meriah, tetapi juga menjadi contoh bahwa profesionalitas dan kebersamaan bisa berjalan seiring. Warga pun bangga, desa mereka menjadi pelopor penggunaan juri mahasiswa di Kecamatan Bluto.
Kepala Desa Matraji membuktikan, kepemimpinan yang berani mengambil langkah berbeda mampu mengubah cara pandang masyarakat — dari sekadar lomba menjadi ajang membangun kepercayaan dan persatuan.
(Gafur)
