Infojalanan.info
– Banjir bandang disertai longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera pada akhir November 2025 meninggalkan luka mendalam, khususnya bagi warga Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Salah satu wilayah yang terdampak paling parah adalah Desa Garoga. Hingga tiga minggu setelah bencana, sisa-sisa kehancuran masih terlihat jelas. Tumpukan kayu gelondongan bercampur lumpur menggunung di sekitar permukiman, menutup akses jalan, serta merusak rumah dan lahan pertanian warga.
Bencana di Garoga tidak hanya berupa terjangan air, tetapi juga material kayu berukuran besar yang terbawa arus sungai dari hulu. Kayu-kayu tersebut menghantam rumah warga dengan kekuatan luar biasa, menyebabkan bangunan hanyut dan rata dengan tanah.
Kondisi tersebut terekam dalam unggahan relawan sekaligus influencer Sukma Aura melalui akun Instagram @orapopoww, Selasa, 23 Desember 2025. Dalam video tersebut, terlihat proses pembersihan yang mulai dilakukan secara bertahap oleh warga, tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta personel TNI.
“Sudah mulai dibersihkan, kayu-kayu ini dipinggirkan supaya sungai bisa mengalir lagi,” ujar Sukma dalam unggahannya.
Ia juga memperlihatkan aliran sungai yang sebelumnya tersumbat kini mulai dibuka, meski di sekelilingnya masih tampak gunungan kayu gelondongan yang belum tertangani sepenuhnya.
Menurut Sukma, sebagian besar rumah di Garoga mengalami kerusakan berat akibat hantaman kayu yang terbawa arus banjir.
“Kayu-kayu dari sungai ini menghantam rumah sampai terbawa arus dan hilang. Ini seperti gunung kayu,” tuturnya.
Warga setempat juga menceritakan detik-detik mencekam saat banjir bandang datang menerjang permukiman mereka. Banjir terjadi sekitar pukul 10.00 hingga 11.00 WIB, saat sebagian warga masih beraktivitas.
“Dulu rumah-rumah ada di situ. Untung kejadiannya siang, kalau malam mungkin habis semua,” ujar seorang warga dalam video tersebut.
Selain rumah, lahan persawahan warga yang baru ditanami juga rusak parah. Air bah bercampur lumpur dan kayu membuat hasil tanam gagal total, menambah beban ekonomi warga pascabencana.
Sebelumnya, Kepala BNPB Suharyanto menyebut Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai wilayah dengan tingkat kerusakan terparah akibat banjir bandang dan longsor.
Ia mengungkapkan bahwa banyak rumah warga rusak berat akibat hantaman kayu gelondongan berukuran besar. Pemerintah daerah bahkan mengajukan bantuan ratusan unit gergaji mesin untuk mempercepat proses pemotongan kayu-kayu tersebut.
Untuk Desa Garoga, pemerintah bersama Kementerian Kehutanan menetapkan pembersihan kayu sebagai prioritas utama. Fokus penanganan meliputi pembersihan area hilir, pemantauan titik longsor di hulu, serta pemberian peringatan dini kepada masyarakat guna mengantisipasi potensi banjir susulan yang masih disertai material kayu.
Pewarta : Yan
