Surabaya, infojalanan.info -
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memastikan proses hukum atas kasus dugaan pengusiran yang dialami Nenek Elina dari rumahnya jadi atensi serius Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
“Kejadian ini sudah ditangani Polda dan nanti Insya Allah saya akan ke Polda dan menjadi atensi, agar menjadi atensi. Masalah ini biar cepat selesai. Sehingga apa? Ada kepercayaan, ada trust (kepercayaan) warga Surabaya, ada keamanan untuk warga Surabaya,” ucapnya, Jumat (26/12/2025).
Menurutnya, hal yang menimpa Nenek elina dan diduga dilakukan oleh organisasi masyarakat (Ormas) itu menjadi alarm penting bagi Surabaya untuk memperkuat perlindungan terhadap warganya, terutama kelompok rentan.
Karenanya, lanjut Eri, pihaknya berencana membentuk Satgas Anti-Preman. “Maka di Surabaya ini akan kita bentuk Satgas Anti-Preman, yang di sana itu ada TNI, ada Polri, dan ada seluruh suku yang ada di Kota Surabaya,” ujarnya.
Menurut Wali Kota, pembentukan satgas ini bertujuan memastikan tidak ada lagi tindakan semena-mena terhadap warga Surabaya. Ia menegaskan, kasus yang menimpa Nenek Elina sudah masuk ranah hukum dan menjadi perhatian langsung dirinya.
Tapi dalam kesempatan itu, Eri juga mengajak seluruh warga Surabaya untuk tidak terpecah belah dan tetap menjaga persatuan. Ia menegaskan bahwa Surabaya adalah rumah bersama, tanpa membeda-bedakan latar belakang suku.
“Kita ini adalah warga Surabaya. Mau suku apa pun, semuanya ada di Surabaya. Maka yang namanya Surabaya tidak mengenal suku,” tutur Eri.
Ia menekankan, saling menjaga antarwarga adalah fondasi keamanan kota. Tidak boleh ada pihak yang merugikan, menipu, atau bertindak semena-mena terhadap warga Surabaya.
“Enggak oleh mbujuk i wong (tidak boleh menipu warga) Surabaya, enggak oleh berbuat semena-mena terhadap orang Surabaya,” tegasnya.
Terakhir, dia mengajak masyarakat untuk berani melawan ketidakadilan secara bersama-sama, namun tetap dalam koridor hukum dan tidak menimbulkan konflik horizontal.
“Kalau ada yang seperti itu, ya ayo kita lawan bareng-bareng. Kita harus berani dan Insya Allah hukum tidak boleh berhenti, tapi jangan terjadi benturan antar sesama warga Kota Surabaya,” pungkasnya.


