Jakarta, infojalanan.info -
Hari Kamis pagi menjadi momen bersejarah bagi dua pihak yang sempat menjadi perhatian publik, Muhamad Badru (Badru Kepiting) dan Hari Romadhon (Hari Otong). Setelah video perundungan saat laga Persebaya vs Persija di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada 18 Oktober 2025 sempat viral, kedua pihak akhirnya bertemu langsung dan berdamai di Jakarta dengan suasana penuh kekeluargaan.
Proses perdamaian ini berlangsung berkat inisiatif dan pendampingan dari Siti Rafika Hardhiansari Bonita (Aktivis Perempuan Jawa Timur) serta Andi Siswanto (Bonek Cikarang) yang bertindak sebagai mediator dan penghubung antara dua belah pihak.
Pada Rabu malam (22/10), Hari Otong bersama rekan-rekannya Fikri Sablon Satuan Surabaya dan Oyek Ahmad Materazi berangkat dari Surabaya menuju Jakarta menggunakan Kereta Api Pandalungan dengan niat tulus untuk meminta maaf langsung kepada Badru dan keluarga di kediaman mereka di Tangerang, Jakarta.
Dengan hati yang besar, Badru dan ibunda tercinta, Ibu Badriah, menerima permintaan maaf tersebut. Kedua pihak sepakat untuk mengakhiri perselisihan dengan damai serta menyerukan pentingnya persaudaraan di atas rivalitas suporter.
“Saya sudah memaafkan. Yang penting jangan ada lagi saling menghina. Kita semua saudara,” ujar Badru Kepiting usai pertemuan tersebut.
Perdamaian ini juga didukung oleh kerja sama lintas komunitas antara Mbak Rafika Bonita, Andi Siswanto (Bonek Cikarang), Abi Irlan (Jakmania Jakarta), dan Ruly (Jakmania Garis Keras) yang bersama-sama mengawal proses perdamaian hingga selesai.
Sebagai simbol berakhirnya konflik, kedua pihak kemudian diundang menjadi tamu dalam Podcast Denny Sumargo, di mana mereka menampilkan sikap saling memaafkan dan semangat rekonsiliasi di hadapan publik.
Dalam kesempatan itu, Mbak Rafika Hardhiansari Bonita menyampaikan pesan moral kepada masyarakat Indonesia:
“Jangan ada lagi bullying di Indonesia. Kita semua saudara, kita semua ciptaan Allah. Jangan sampai lisan kita menghina ciptaan-Nya.”
Momentum ini menjadi contoh nyata bahwa perdamaian dan ketulusan hati dapat menyatukan kembali pihak-pihak yang sempat berselisih. Semoga peristiwa ini menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat, terutama di kalangan suporter sepak bola Indonesia, untuk selalu mengedepankan damai, saling menghargai, dan persaudaraan.
(Rafika)



