Sidoarjo, 29 September 2025 — Sebuah insiden menggemparkan terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny yang terletak di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pada Senin siang, tepatnya pukul 15.00 WIB, sebuah bangunan di lingkungan pesantren tersebut runtuh hingga lantai dasar, saat para santri sedang melaksanakan ibadah salat ashar.
Menurut laporan awal dari Singgih, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sidoarjo, peristiwa itu diduga terjadi akibat kegagalan struktur saat proses pengecoran lantai empat bangunan yang sedang dibangun. Diduga kuat, pondasi bangunan tidak mampu menahan beban berat dari material cor yang baru saja dituangkan, sehingga menyebabkan runtuhnya seluruh bagian gedung dari lantai atas hingga ke bawah.
Laporan mengenai kejadian ini diterima oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Surabaya pada pukul 15.45 WIB. Setelah mendapat informasi tersebut, dua tim SAR langsung diberangkatkan menuju lokasi pada pukul 15.58 WIB, dan tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 16.27 WIB atau sekitar 29 menit kemudian. Lokasi kejadian berada sekitar 14 kilometer dari kantor SAR Surabaya, dengan koordinat 7°25'42.0"S dan 112°43'26.9"E.
Upaya Penyelamatan Segera Dilakukan
Sesaat setelah tiba di lokasi, tim SAR Surabaya langsung melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memulai operasi pencarian dan penyelamatan korban. Hingga saat ini, jumlah pasti korban masih dalam pendataan, namun dugaan awal menyebutkan adanya sejumlah santri yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Tim gabungan yang terlibat dalam operasi SAR terdiri dari:
Kantor SAR Surabaya (10 personel)
Tagana Sidoarjo
Polsek Buduran
Koramil Buduran
BPBD Sidoarjo
Warga sekitar
Koordinasi intensif terus dilakukan oleh tim gabungan guna memastikan evakuasi korban berjalan dengan cepat dan aman. Proses penyisiran reruntuhan juga dilakukan secara hati-hati mengingat kondisi bangunan yang tidak stabil dapat membahayakan tim penyelamat.
Situasi Masih Berkembang
Hingga berita ini diturunkan, data lengkap mengenai jumlah korban, baik yang selamat maupun yang mengalami luka atau meninggal dunia, masih belum dapat dipastikan dan akan diumumkan setelah proses pendataan selesai. Petugas juga masih terus mencari kemungkinan adanya korban yang tertimbun di bawah reruntuhan.
Kepala Kantor SAR Surabaya menyampaikan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan seluruh unsur yang terlibat hingga proses evakuasi benar-benar tuntas. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati lokasi kejadian demi menghindari risiko cedera atau menghambat jalannya operasi SAR.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya penerapan standar keselamatan kerja yang ketat dalam proyek konstruksi, terlebih di lingkungan yang dihuni oleh banyak orang seperti pondok pesantren. Diharapkan, investigasi lebih lanjut dari pihak berwenang dapat mengungkap penyebab pasti runtuhnya bangunan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
( il'la)
