Jakarta, infojalanan.info -
Sebagian besar masyarakat Indonesia memandang Wawasan Nusantara bukan hanya sebagai konsep geografis, tetapi sebagai identitas kebangsaan yang menyatukan perbedaan. Di tengah kemajemukan budaya, agama, dan suku, wawasan ini dianggap penting untuk menjaga ketahanan nasional agar bangsa tetap utuh dan berdaulat.
Namun, opini publik juga menunjukkan adanya tantangan dalam penerapannya.
Banyak warga menilai bahwa nilai-nilai Wawasan Nusantara mulai tergerus oleh arus globalisasi, sikap individualistis, serta melemahnya rasa kebangsaan di kalangan generasi muda. Akibatnya, ketahanan nasional — yang seharusnya kuat dari dalam — kadang tampak rapuh oleh konflik sosial dan politik yang mengedepankan kepentingan kelompok.
Di sisi lain, ada juga pandangan optimis dari masyarakat bahwa dengan memperkuat pemahaman Wawasan Nusantara melalui pendidikan, media, dan kebijakan pemerintah yang adil, Indonesia akan semakin tangguh menghadapi tantangan dunia modern.
Mereka percaya bahwa ketahanan nasional tidak hanya dibangun dari kekuatan militer, tetapi juga dari persatuan, solidaritas sosial, dan kesadaran kebangsaan.
“Wawasan Nusantara adalah cermin jiwa bangsa. Selama rakyat Indonesia masih memandang dirinya sebagai satu kesatuan utuh, maka ketahanan nasional akan selalu hidup — sekuat samudra yang melingkupi nusantara.”
(Besit)


