Infojalanan.info
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini menyusul kemunculan dua bibit siklon tropis yang saat ini aktif di sekitar wilayah Indonesia. Keberadaan kedua sistem ini dinilai dapat memicu peningkatan cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
Dua bibit siklon tersebut—93W dan 91S—masing-masing berada di sisi timur dan barat Nusantara. Meski peluang berkembang menjadi siklon tropis masih tergolong rendah, BMKG menyebut dampaknya tetap dapat dirasakan berupa hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang laut tinggi.
Bibit Siklon 93W pertama kali terdeteksi pada 28 November 2025 di Samudra Pasifik Utara, sebelah timur laut Papua. Seiring pergerakannya, pusat sistem ini kini berada di sekitar Kepulauan Samar, Filipina, atau tepat di utara Sulawesi Utara.
BMKG mencatat kecepatan angin maksimum 93W berada di kisaran 20 knot dengan tekanan udara minimum 1005 hPa. Walaupun tingkat pertumbuhannya masih rendah, sistem ini dinilai mampu memicu hujan berintensitas sedang hingga lebat di kawasan Kalimantan Utara hingga Sulawesi Utara.
Di laut, gelombang setinggi 1,25–2,5 meter berpotensi terjadi di perairan:
Kepulauan Sangihe–Talaud
Raja Ampat bagian utara
Selain itu, BMKG juga memantau aktivitas Bibit Siklon 91S yang muncul pada 7 Desember 2025. Sistem ini berada di Samudra Hindia, tepatnya di barat daya Lampung, dengan kecepatan angin 15 knot dan tekanan minimum 1010 hPa.
Dampak tidak langsung dari 91S dapat memengaruhi cuaca di wilayah Bengkulu hingga Lampung, termasuk potensi hujan lebat dan angin kencang. Gelombang laut dengan ketinggian serupa, 1,25–2,5 meter, juga diperkirakan terbentuk di:
Samudra Hindia barat
Aceh hingga Lampung
Perairan barat Lampung
Samudra Hindia selatan Jawa
Dengan adanya dua bibit siklon dalam waktu bersamaan, BMKG mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah pesisir dan pelayaran, untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat terjadi.
BMKG juga mengingatkan agar informasi terkait kondisi cuaca selalu dipantau melalui kanal resmi pemerintah, mengingat situasi atmosfer masih dinamis dan dapat berkembang sewaktu-waktu.
Pewarta : Yanto
