SURABAYA, INFOJALANAN.INFO - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengajak seluruh pemerintah daerah di Jawa Timur untuk bersikap transparan dan terbuka kepada publik terkait dana mengendap atau Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) yang saat ini menjadi sorotan nasional.
Hal tersebut disampaikan Wagub Jatim saat mewakili Gubernur Jawa Timur untuk memberikan keynote speech dan membuka acara East Java Investment Forum (EJIF) 2025, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim, di Ballroom Four Points by Sheraton, Surabaya, pada rabu, (22/10/2025).
Dalam kesempatan itu, Wagub Emil menanggapi pernyataan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa terkait dana mengendap pemerintah daerah di bank. Ia menegaskan pentingnya kejujuran dan keterbukaan publik sebagai bentuk akuntabilitas terhadap masyarakat.
“Saya minta Pemprov dan Pemda buka-bukaan aja. Silpanya itu karena apa? Lebih baik begitu daripada publik berpikir pemerintah ini mengabaikan pembayar pajak,” tegas Emil.
Menurutnya, langkah transparansi ini bukan untuk mencari siapa yang salah, melainkan agar publik memahami kondisi riil keuangan daerah yang kerap disalahpahami. Ia menjelaskan bahwa banyak daerah mengalami SiLPA karena mekanisme keuangan daerah berbeda dengan pusat.
“Kadang silpa itu muncul karena dananya datang di akhir tahun. Padahal aturan keuangan daerah tidak fleksibel seperti pusat. Dana yang turun di akhir tahun baru bisa dianggarkan di APBD Perubahan. Jadi kesannya silpa, padahal sebenarnya sudah terpakai,” jelas Emil.
Mantan Bupati Trenggalek itu menambahkan, keterbukaan ini penting agar tidak terjadi “debat kusir” dan agar daerah dapat melakukan perbaikan jika memang ada kekeliruan dalam pengelolaan anggaran.
“Kalau memang salah, ya akui salah biar ada perbaikan. Yuk kita buka aja semuanya, biar masyarakat tahu apakah benar anggaran tidak terserap, atau ada perubahan pendapatan di ujung tahun yang membuatnya tercatat sebagai silpa,” ujarnya.
Ia juga mendukung langkah Kementerian Keuangan yang mendorong percepatan belanja daerah agar ekonomi terus berputar.
“Saya mengapresiasi Pak Menkeu yang memang memecut Pemda untuk ayo segera (dibelanjakan), nah sekarang saatnya kita juga buka-bukaan ke publik mengenai apa sih yang sebenarnya terjadi,” tegas Emil.
Terakhir, Wagub Emil menambahkan bahwa tugas dari pemda adalah memutar roda ekonomi bukan menabung, karena menurutnya tidak ada untungnya menyimpan uang di bank.
“Pemda gak ada untungnya nyimpen uang di bank. Kalau ekonomi gak muter, PAD-nya juga mandek. Tugas pemda bukan nabung, tapi menggerakkan ekonomi,” tegas Emil.
Wagub Jatim itu berharap momen ini menjadi titik balik untuk memperkuat akuntabilitas fiskal dan transparansi publik di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, sekaligus mendorong sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengoptimalkan realisasi anggaran untuk kepentingan masyarakat.
(Dwi Suryo)


