SURABAYA, INFOJALANAN.INFO – Setelah operasi pencarian intensif selama dua hari (29-30 Oktober 2025), upaya tim SAR gabungan di Sungai Jagir, Surabaya, berakhir dengan ditemukannya jenazah korban kecelakaan air (laka air) pada Kamis pagi. Korban, seorang pria yang identitasnya masih menunggu verifikasi, ditemukan tak bernyawa, terseret arus sungai sejauh kurang lebih tiga kilometer dari lokasi awal kejadian di Pintu Air Jagir Wonokromo
Insiden tragis ini dimulai pada Rabu, 29 Oktober 2025, ketika laporan mengenai dugaan orang tenggelam/hanyut masuk ke Command Center 112 Kota Surabaya. Lokasi kejadian berpusat di sekitar Jalan Jagir Wonokromo, tepatnya di area Pintu Air Sungai Jagir.
"Laporan kami terima kemarin [29/10] dan tim langsung merespons dengan menyisir area Pintu Air. Arus sungai Jagir yang dikenal cukup deras menjadi kendala utama dalam pencarian awal," jelas Bu Linda Kabid dari BPBD Kota Surabaya. Tim SAR gabungan, terdiri dari Basarnas, BPBD Kota Surabaya, dan unsur relawan masyarakat, segera berkoordinasi dan melakukan penyisiran menggunakan perahu karet dan teknik penyelaman di sekitar titik terakhir korban terlihat.
Kerja keras tim gabungan sejak matahari terbit membuahkan hasil. Jenazah korban ditemukan mengambang dan tersangkut di pinggir sungai pada pukul 06.20 WIB hari ini, Kamis, 30 Oktober 2025, jauh di hilir sungai.
Rincian Kegiatan Evakuasi di Lokasi:
06.20 WIB: Korban ditemukan oleh Tim SAR Gabungan dalam kondisi meninggal dunia.
07.00 WIB: Apel Pembuka dilakukan untuk briefing proses evakuasi dan pengangkutan jenazah.
07.20 WIB: Jenazah berhasil dievakuasi dari sungai. Ambulance dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya segera membawa jenazah ke RSUD dr. Soetomo untuk penanganan dan proses identifikasi lebih lanjut oleh Tim Inafis Polrestabes Surabaya.
07.35 WIB: Apel Penutup dilaksanakan, menandakan Operasi SAR di lapangan telah selesai.
Operasi SAR ini sekali lagi menunjukkan sinergi yang terjalin erat antara institusi pemerintah dan elemen relawan di Surabaya. Koordinator Operasi SAR dari Basarnas di lokasi menyebutkan bahwa kesulitan utama adalah kondisi arus dan sedimen di sungai, namun komunikasi yang baik antar instansi menjadi kunci sukses penemuan.
"Kami mengapresiasi seluruh tim yang terlibat: Basarnas, BPBD, relawan RBES, dan masyarakat. Penemuan ini adalah hasil kolaborasi. Saat ini, jenazah sudah diserahkan ke tim medis dan kepolisian untuk proses identifikasi resmi," tegasnya.
Pihak kepolisian dan Dinsos kini bertugas mengidentifikasi identitas korban dan menghubungi pihak keluarga. Masyarakat diimbau untuk memberikan ruang bagi proses ini dan berhati-hati dalam beraktivitas di sekitar bantaran sungai. (Mas'ud)
